Ikan Bakar Ayahwa

Beberapa hari yang lalu kami makan siang di sebuah warung makan di daerah Batoh. Menu favorit di sana adalah ikan bakar. Kami pesan satu ikan bakarnya, bersama nasi, sayur dan beberapa menu lain. Kami memilih tempat duduk di halaman belakang yang sejuk, terpisah dari hiruk pikuk jalan raya. Setelah menunggu, menu kami diantar ke meja.

Ikan bakarnya sangat enak. Ikannya baru, matang sempurna, kulit luarnya garing, tidak amis sama sekali, aromanya sangat sengaam. Rasa dan aroma ini membuatku bernostalgia. Kembali ke memori primordial tentang nikmatnya ikan bakar. Kembali ke masa dulu saat memancing ikan di sawah (Blang Raya) bersama kawan-kawan di Gampong Ceko.

Masa-masa jaya saat sebagian besar waktu hanya dipakai untuk bermain saja. Merasa kuat karena kami selalu bersama-sama, sekawanan. Merasa hebat karena kami dapat melakukan banyak hal. Membuat ketapel, membuat layangan, membuat tali gelasan, memanjat pohon, dan lain-lain termasuk memancing dan membakar ikan.

Sebelum memancing, kami mencari cacing tanah sebagai umpan. Ikan-ikan hasil tangkapan kami kumpulkan. Dibersihkan dan digarami oleh abang-abang yang lebih besar. Selanjutnya mencari tempat strategis untuk eksekusi. Kadang ikan-ikan itu dibakar di lapangan dekat rumah atau kadang kami balik ke pinggir sawah. Menyusun kayu atau betok kelapa, membuat api, membakar dan menikmati ikannya bersama-sama.

Ikan bakar paling enak adalah ikan yang dibakar oleh abang yang sekarang sudah jadi ayahwa. Ia menjepit ikan pada bagian tengah bilah bambu atau kayu, meyusunnya seperti rangka rumah orang Indian. Seperti kerucut, di sekitar api. Ikannya lalu dibolak-balik, atas ke bawah, depan ke belakang, sampai cukup matang. Itu tugas anak-anak besar. Anak-anak kecil, menunggu dengan sabar. Aku hanya melihat, dan mengingatnya sampai sekarang.

Hingga kini, Ayahwa masih senang memancing. Seringnya di laut, menghabiskan hari libur. Sesekali membakar ikan. Beberapa kali kami diajak kumpul-kumpul makan ikan bakar dirumahnya. Nyakwa pun mensupport dengan gembira, anak-anak juga sangat senang. Setiap aku bilang kepengen ikan bakar, Ayahwa tak pernah menolak. Selalu mencarikan waktu, membuatkannya. Ikan bakar Ayahwa memang beda. Sengamnya itu benar-benar juara.

Ikan bakar Ayahwa 7 bulanan Iyad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *